Aku beberapa kali suka cerita sama anak-anak mengenai kisah perlombaan antara kelinci (atau kancil) dan kura-kura. Buat yang belum tahu ini adalah dongeng bahwa suatu hari kelinci dan kura-kura lomba lari. Tentunya diatas kertas kelinci pasti menang, dan si kelinci tahu akan hal itu sehingga dia jadi sombong. Di tengah jalan kelinci mutusin untuk istirahat sebentar, karena pikirnya toh kura-kura juga masih jauh. Eh ternyata dia ketiduran karena tertiup angin sepoi2, dan kura-kura berhasil memenangkan perlombaan.
Moral of the story:
1. Jangan sombong kalau sudah didepan, berbakat, dll..
2. Jangan menyerah dan tetap tekun walau kelihatannya tidak mungkin.
Seperti yang aku pernah bahas di
sini soal bakat vs ketekunan, kalau dipikir2 mungkin aku seringnya seperti kelinci ini.. Aku ini startnya oke tapi habis gitu bosan dan malas, kelewat santai dan akhirnya jadi orang biasa-biasa aja.. mediocre.
Main musik misalnya, dulu guru musik-ku selalu bilang kalau aku ini berbakat.. yang mana aku sendiri gak terlalu yakin dan saat itu aku males banget latihan..
Beberapa kali les terus berhenti, pertama les KMA (kursus musik anak), berhenti karena waktu itu jam-nya sore2 dekat2 waktu tidur siang, jadi aku males bangunnya..
Terus les KENAK (mungkin sekaranng seperti JXC di Yamaha ya) cuman sampe step 5 berhenti gara-gara liburan sekolah ke tempat saudara di jawa, terus balik- balik males..
Abis gitu les privat tapi lebih ke lagu2 rohani.. berhenti karena apa ya, lupa juga..
Walaupun sekarang mungkin orang yang gak bisa musik lihat aku lumayan bisa main musik di gereja, tapi sesungguhnya aku ini cuman pemusik mediocre aja... yang lebih bagus buanyakkkk...... Mana gak pernah latian jadi jarinya kaku semua, terus baca/tulis not balok juga bisa dibilang gak bisa deh (cuma ngandelin feeling aja)..
Maksudnya mungkin kalau aku tekun latihan i could be someone..
Aku ingat dulu kami les privat bareng aku, kakakku dan temanku..
Nah temanku ini baru mulai belajar musik SMP, jadi waktu itu aku lebih jago lah dari dia (hahaha sombong).. tapi dia itu tekun banget... dan sekarang aku mah gak ada apa2nya dibanding dia.. jari2nya udah kayak menari2 di piano..
Ini berlaku di banyak hal, gak hanya musik..
Di sekolah juga, aku bukannya gak belajar tapi yah gak maksimal aja.. sampai pas SMA mulai konsentrasi berkurang jadi makin turun nilainya..
Mungkin kalau dibilang ancur juga gak, tapi aku gak pernah jadi yang the best..
Although i don't mind juga sih gak jadi yang the best (ini kok galau amat yah).. maksudnya i actually enjoy my life as it is now.. apa mungkin karena sifatku yang gak banyak kepinginnya ya? Trus dengan demikian aku juga realize kalau everthing that i have achieved now is not because of my hard work alone, but because of God's grace.
Walaupun begitu Tuhan beri kita talenta untuk dikembangkan kan.. jadi harus balance antara bergantung sama Tuhan dan juga mengusahakan apa yang kita punya (ini kok bikin postingan gak jelas maunya apa)..
Well, aku cuma gak pingin Faith dan Daniel menyesal saat besar nanti..
Mikirin what if my parents lebih maksain aku untuk ini itu, lebih disiplin.. dll..
Kemarin itu Faith sempat beberapa kali gak mau les balet, padahal pas awal2 dia sendiri yang minta les... sepertinya dia kurang suka les balet karena gurunya suka ganti karena berhalangan ada pentas atau apa gitu, tapi aku tetap berusaha bujukin dia... karena aku lihat dia cukup berbakat.., maksudnya bisa ngikutin gurunya dan bisa konsentrasi...
Menurutku at least dia harus benar2 stabil saat dia bilang gak mau lagi les balet..
Dan aku gak pingin jadi mediocre mom... i want to give the best that i have..
I may not be the best in other things, but i want to be the best mom that my kids ever have.
Cuman nyatanya susah ya untuk jadi konsistennn...
Beberapa saat aku getol bikin2 activity sama anak2.. terus bikin2 bento... tapi akhir2 ini males banget, rasanya pulang kerja maunya selonjoran aja.. apalagi kadang udah bikin2 tapi mereka cuek aja.. kan rasanya gimana gitu..
Kayanya aku harus bergaul sama ibu2 yang ambi nih.. biar ketularan hehehe...
I hope Faith and Daniel can be an expert in something when they grow up.