Wednesday 28 November 2012

Parenting: change begins with ourselves

Dari dulu aku takut sekali menjadi orang tua.. makanya setelah married kita decide untuk menunda dulu, menyiapkan mental barangkali...

Kenapa takut?

Ya karena menurutku jadi orang tua itu berat.., kita musti bertanggung jawab membesarkan seorang (atau lebih) manusia.. Decision kita hari ini bakal mempengaruhi future mereka..

Setelah jadi orang tua, sedikit banyak sering mencari pengetahuan tentang parenting dengan baca-baca artikel atau buku atau denger kaset kotbah.. atau share dengan sesama parent.. ,tapi tetap aja banyak hal-hal yang bikin parno.

Kalo anak masih kecil pasti worry soal tumbuh kembang anak.. kok anak si itu udah bisa ini itu sementara anak kita belum.. , seperti yang pernah aku tulis disini, terus belum lagi mau masuk sekolah dimana, dll..
Terus nanti semakin besar worry tentang pergaulan anak bagaimana..., masa depannya bagaimana, jodohnya siapa, dll... apalagi di era modern sekarang ini yang pengaruh-pengaruh negative itu semakin gampang penyebarannya...

Temenku, seorang single, dia bilang aku gak usah terlalu parno, santai aja.. toh gak akan ada habis-habisnya hal-hal yang bikin orang tua parno... tapi menurutku, kalau kita gak antisipasi dan bersifat masa bodoh.. nanti kita akan menyesal kalau tidak melakukan sesuatu yang harusnya kita lakukan dan itu mempengaruhi masa depan mereka. Nah kalimatku itu dibalikin lagi sama dia, gimana kalau nantinya kamu menyesal telah melakukan sesuatu yang malah sebenernya not necessary dan malah berdampak negatif.. Huff.. ,kalau menurut aku lebih baik udah melakukan sesuatu daripada gak melakukannya dan wondering in the future what if...

Anyway.. aku bukan seorang professional di bagian psikologi anak sih.. tapi udah sering dengar kalau 7 tahun pertama dalam hidup seseorang itu yang membentuk karakter sang anak.. Jadi ibaratnya kalau dalam 7 tahun pertama itu anak masih mudah untuk dibentuk, sementara lewat dari situ anak udah punya karakter tetap yang akan dibawa sampai dewasa.., masih bisa dibentuk, tetapi lebih susah,  dan akan semakin susah seiringnya waktu.

Nah masalahnya sebagai orang tua, karena umur kita udah lewat dari 7 tahun, jadi kitanya yang susah berubah.. hehehe..bener gak sih? kalau aku sih berasa begitu *ngaku dosa*

Jadi aku ini bisa dibilang seorang berkepribadian phlegmatis.. aku orangnya tidak suka berdebat, tidak suka konfrontasi dan cenderung pushover.. Jadi seringnya Faith mau apa juga, aku cenderung menuruti.. karena aku berpikir toh gak apa-apa juga main air sebentar lagi, gak apa-apa juga main ipad sebentar lagi.., gak apa-apa tidur maleman dikit..

Aku berdalih dengan metode reverse phsychology.. jadi anak itu semakin dilarang malah semakin penasaran.. Tapi kalau kita biarin aja tingkat keinginan dia jadi menurun dan jadi gak pengen lagi..

Padahal on the other hand kita juga harus nerapin some kind of boundaries ya supaya anak itu tau apa yang boleh dan apa yang tidak.. terus supaya dia udah belajar yang namanya kecewa, bahwa gak semua keinginan dia itu harus dia dapat.

Aku masih butuh banyak panduan sih bagaimana menjadi orang tua yang baik..
Yang jelas akunya harus mau berubah dulu.. bagaimana keluar dari comfort zone.. bahwa kadang konfrontasi dan perdebatan itu diperlukan... 
Terus kalau mau anak kita begini begitu, tapi kitanya gak kasih contoh, jangan harap dia mau ikut ya
Nah ini pe-er yang paling berat, bagaimana merubah karakter yang sudah puluhan tahun terbangun dalam diri kita..

Ada yang punya reference gak ya tentang phlegmatic parent?

No comments:

Post a Comment