Tuesday 28 April 2015

Kalau tidak ada yang baik untuk dikatakan, jangan berkata apapun

Mungkin lebih terkenal dalam bahasa inggrisnya ya
"if you have nothing nice to say, say nothing at all"

Beberapa blog akhir2 ini membahas soal komen2 nyinyir yang diterima oleh pembaca blognya..
Blog ini untungnya (karena gak banyak pembacanya) jadi belum pernah menerima komen nyelekit.. :)

Aku sendiri termasuk orang yang berusaha sebisa mungkin gak mengucapkan kata-kata negatif ke orang lain..
Mungkin aku terlalu sensi atau gimana tapi aku mikirnya kalau aku digituin pasti gak enak, jadi jangan gituin orang lain

Balik lagi ke pepatah tadi..
Kalau menurut aku bukan berarti kalau ada orang yang sikapnya gak baik kita biarkan..
Kalau memang dalam kapasitas kita (kita teman baiknya, atau lebih2 keluarganya), ya harus kita tegur dan nasihati gak sih?
Daripada kita diem2 aja tapi misuh2 dibelakang?

Menurut aku kalau mau menegur juga dengan kata-kata yang positif, supaya orang menangkap maksud positifnya.. dan (moga2) mau dengerin nasihatku.

Coba bayangin saat kita salah dalam pekerjaan dan bos kita ngomong gini:
Bos 1: "Bego lo, gitu aja gak becus.."
Bos 2: "Sorry, coba diperiksa lagi kerjaan kamu, sepertinya ini salah deh, lain kali yang teliti ya.."

Enak yang mana?

Kalau aku sih pasti akan sebel dan dongkol sama Bos 1, apalagi kalau diomonginnya didepan banyak orang..
Sementara kalau sama Bos 2 pasti aku akan malu dan berusaha supaya lain kali gak buat salah lagi..

Tapi ternyata aku ketemu sama Toma yang kalo bisa dibilang can be very mean and sarcastic hehe..
Maksudnya dia gak sampai ngomong kata2 kasar seperti bego dll.. tapi nyelekit aja omongannya..
Kalau menurut dia orang itu harus digituin, kayak di "slap" supaya sadar gitu dan berusaha merubah/betulin kesalahnnya.

Memang sih cara seperti Bos 1 itu lebih efektif, apalagi untuk orang yang udah bebal..
Tapi i think cara itu also spread hatred in the process...


Update sekolah

Setelah melihat perkembangan Daniel di sekolah selama 2 bulan ini yang cukup positif, kemarin akhirnya kita decide (maksudnya udah bayar) hehehe buat pindahin Faith jadi 1 sekolah sama Daniel..

Alasannya karena sekolahnya lebih dekat, terus guru2nya terlihat lebih professional, cara mengajarnya juga menarik, sekolahnya lebih lama berdiri, fasilitas juga lebih menarik, ..
Yang aku gak suka cuma harganya hihihi.. 

Tapi lumayan Faith dapat sibling diskon 50%, Daniel juga dapat diskon 50% karena sudah masuk playgroup disitu. 

Anyway kemarin sebelum membayar aku sempat trial lagi sama Faith..
Kenapa dibilang lagi? karena dulu pernah trial disana! ehhehe 
Pas pertama2 Faith malu2 maunya ditemenin aku, udah gitu gak ngomong sama sekali..
Tapi pas abis break udah mulai berani dia, sampai gurunya bilang ternyata dia banyak ngomong ya :)

Aku senang sama metode mengajarnya.. pake nyanyi2 dan games..
Ruang kelas juga terang banget, banyak sinar matahari masuk.. di jendela juga digambar rainbow, pohon, dll.. terus ruangan kelas banyak dihiasi prakarya2 anak2.. dan banyak gambar2 seperti alphabet trees, emotion pictures, today's weather dll.. 

Nah kenapa dulu udah trial disana gak pilih disitu? 
Mungkin karena dulu masih gak yakin sama harganya.. 
terus masih bimbang harus bayar uang pangkalnya... (ga ada diskon sih dulu)
Dan Faith memang banyak perkembangan di sekolah yang sekarang ini... 
Tapi makin kesini makin sreg lagi, apalagi sejak dede sekolah disana.. 
Ditambah dapet diskon.. (emak irit)
Ditambah deket banget sama rumah..

Semoga cucok lah ya Faith dan Daniel.

Oma juga senang sekali anak2 mau sekolah disini.. 

Kalau aku terus terang worry dengan harga2 yang melambung tinggi.. 
Apa aku sanggup ya bayar uang sekolah dan uang kuliah anak2 nanti..
Tapi nyokap bilang mesti berserah sama Tuhan, nanti ada aja berkatnya..
Dulu katanya dia juga gitu.. kalau dipikirkan dengan akal manusia gak mungkin banget bonyok yang cuma lulusan SMA/SAA bisa sekolahin kita berdua sampai ke luar negeri... 

Ini yang namanya walk in faith ya? 

Sorry seems to be the hardest word

image dari sini

Bukan, ini bukan membahas lirik lagu..
Tapi mau bahas perkembangan Faith
Dari three magic words yang aku ajarin ke Faith, rasanya sorry adalah kata yang paling susah dia ucapkan..

Mungkin karena saat bilang thank you, dia sedang merasa senang karena baru diberi sesuatu
Mungkin karena saat bilang please, dia punya pengharapan akan diberi sesuatu
Tapi saat harus bilang sorry 
Mungkin dia gak merasa salah
Mungkin dia merasa malu untuk mengakui kesalahannya
Mungkin dia takut sama orang yang dia mau minta maaf

It's ok, it's a learning process ya Faith. 
Kadang orang dewasa juga susah bilang sorry
Karena dia gengsi, arogan, tidak menghargai orang yang dimintakan maafnya 

Memang terkadang orang bilang yang penting sikapnya udah menunjukan penyesalan
Tapi menurutku kata sorry/maaf itu penting...

Yang lebih parah banyak orang dewasa yang sudah tau salah tapi gak mau ngaku..
Terus menggunakan berbagai macam alasan
Kadang malah menyalahkan orang yang lain lagi :)

Thursday 16 April 2015

Book Sabtu Bersama Bapak

sumber: www.suamigila.com
Pengarang: Adhitya Mulya
Penerbit: Gagas Media
Isi: 277 halaman

Aku tertarik baca ini pas lagi iseng2 baca di hp (lupa apps apa, kayanya salah satu apps bawaan dari samsung) terus ada sample e-booknya.. baca2 dan langsung tertarik..

Buku ini mengisahkan soal Pak Gunawan yang divonis kanker dan hanya punya waktu 1 tahun saja. Dalam waktu yang sangat singkat itu beliau berusaha untuk mempersiapkan kedua anak lelakinya dan isterinya sepeninggalannya.

Beliau merekam video berisi pesan2 yang akhirnya diputar oleh anak-anaknya setiap Sabtu.
Lalu ceritanya berpusat pada kehidupan anak-anaknya setelah mereka dewasa, Satya anak sulungnya berumur 33 tahun (kalo gak salah) dan Cakra anak bungsunya berumur 30 tahun.

Buku ini gak bosenin sama sekali karena ditulis dengan gaya bahasa yang ringan, diselipkan beberapa foot note dan banyolan yang lucu... dan buku ini banyak banget berisi petuah2 seorang ayah, mostly untuk anak laki2nya.. yang pas bacanya aku manggut2 setuju dan pingin ajarin juga ke anak-anakku.
Dan juga pengen sodorin ke Toma hihihi..

Beberapa nasihat di buku ini yang mengena di aku..  (sebenarnya pengen summary semua, tapi jadi spoiler yah..)

Soal harga diri
" Harga diri kita tidak datang dari barang yang kita pakai. tidak datang dari barang yang kita punya, Harga diri kita datang dari akhlak kita. Anak yang jujur, anak yang baik, anak yang berani bilang "maaf" ketika salah, anak yang berguna bagi dirinya dan orang lain."

Soal meminta maaf
"Meminta maaf ketika salah adalah wujud dari banyak hal
Wujud dari sadar bahwa seorang cukup mawas diri bahwa dia salah
Wujud dari kemenangan melawan arogansi
Wujud dari penghargaan dia kepada orang yang dimintakan maaf
Tidak meminta maaf membuat seseorang terlihat bodoh dan arogan"

Soal menjadi suami
Suami harus siap lahir dan batin.. , harus punya rencana, siap melindungi (punya rumah sendiri), siap menafkahi (punya penghasilan yang bisa mencukupi istri)
Tidak menyembunyikan nafkahnya kepada istri
Tidak melihat istri sebagai objek (saat penampilan istri sudah tidak menarik lantas mencari istri lain)
Appreciate apa yang istri sudah usahakan (masakan kurang enak dikit jangan protes, tapi ditelen aja hihihi...) --> ini harus dihighlight ke Toma :) tapi kalo kata Toma, kan kasih kritik membangun supaya makin lama makin pinter masaknya... (mm bener juga, mungkin dari cara penyampaian kali ya)

Soal menjadi orang tua
“Waktu dulu kita jadi anak, kita enggak nyusahin orangtua. Nanti kita sudah tua, kita gak nyusahin anak.”
Seringkali orang tua gak memikirkan masa pensiunnya, jadi pas udah tua nanti anak2nya yang harus menafkahi dan membiayai pengobatan dll.., memang itu wajar, sebagai bentuk balas budi, tapi aku setuju banget sama prinsip gak nyusahin anak.. sebisa mungkin kita juga menyiapkan masa pensiun kita sendiri..  

Dll dll..

Aku merasa buku ini sangat personal buat mas Adhit (sok akrab hehe), karena dia juga punya 2 anak laki-laki.. pastinya dia udah memikirkan banget2 apa aja yang dia mau ajarin ke 2 anaknya tersebut..
Kalo dia bener2 do what he says in the book, he's such a gentleman.. beruntunglah teh Ninit (kembali sok ikrib) dan anak2nya hihihi...

Baca sendiri deh bukunya, bagusss... :)

Ada rekomendasi buku bagus lainnya? 

Tanggung jawab yang besar: take a step of faith

Aku terkesan sekali sama daily hope dari Rick Warren hari ini.
If you wait for perfect conditions, you will never get anything done.” (Ecclesiastes 11:4 TLB).

Ps. Rick mengutip temannya Mark Burnett tentang philosopy “jump in” which says that those who need to know with 100 percent certainty before going forward won’t do anything. You won’t get married, and you certainly won’t change jobs or start a business. I think it’s OK to be 30, 40, or 50 percent sure and figure out the rest of it. The philosophy of ‘jump in’ means that even if you’re not sure you can swim, swim anyway.”

Ps Rick juga menambahkan katanya it’s like parenting, nobody knows how to be a parent! You just have babies, and then you figure it out as you go.

Aku jadi teringat saat menikah dulu, pasti orang-orang mendoakan semoga cepat dapat momongan. Yang mana aku bales dengan gelengan keapala, nanti dulu ah… Karena aku takut banget punya anak.

Bukan, bukan takut melahirkannya yang katanya sakit itu..

Bukan, bukan juga takut bentuk badan akan berubah…

Tapi aku takut menerima tanggung jawab yang besar banget…  Karena dengan menjadi orang tua kita bertanggung jawab atas hidup seorang manusia, masa depannya, apakah dia bisa diterima di mata Tuhan dan manusia..

Kalau melihat kasus2 yang terjadi jaman sekarang, entah wanita PSK atau transgender atau pembunuh atau apapun, dengan mudah orang-orang mengecam mereka, tapi aku kok jadi iba ya sama mereka dan ingin tahu bagaimana masa kecilnya, bagaimana hubungan dengan orang tuanya, dll
Karena aku yakin banget gak ada bayi yang dilahirkan tiba-tiba jahat, tiba-tiba tidak bermoral, tiba-tiba ingin merubah kelamin… ya gak sih? Pasti ada kejadian-kejadian masa kecilnya yang buat dia begitu. Dan pastinya orang tua mempunyai peranan yang besar dalam hidupnya. Memang pergaulan juga bisa mempengaruhi, tapi kalau orang tuanya memberikan base yang kuat saat anak masih kecil dan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan anak lingkungan untuk tumbuh kembang dan pergaulan yang baik, tentunya pengaruh pergaulan bisa lebih diminimalkan bukan?

Mungkin Tuhan tahu ketakutan aku, makanya butuh 4 tahun baru aku hamil Faith J

Sampai sekarang aku juga gak tau bagaimana masa depan anak-anak nanti, ketakutan-ketakutan tentunya masih ada, tapi yah seperti kata Ps. Rick: But when you step out in faith, trusting in God and pursuing His work for you, He promises you this in Proverbs 16:3: “Commit your work to the Lord, then it will succeed.”


Mari para orang tua rajin berdoa dan berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya J

Wednesday 15 April 2015

Jalan-jalan ke Taman Suropati (Sept 2013)

Lagi buka2 foto lama, teringat foto jalan-jalan ke Taman Suropati 1.5 tahun yang lalu..
Jadi waktu itu pas dede baru lahir, Faith masih dalam adjustment period, kita bawa dia (tanpa dede) jalan-jalan ke Taman Suropati..
Maksudnya supaya the new big sister merasa kalau ortunya masih sayang kok sama dia walau udah punya dede baru..

Lihat2 foto ini berasa banget Faith udah banyak beda ya, dulu masih cempluk2 lucu, sekarang keliatan kurusan, mungkin karena tinggian dan rambutnya panjang..

papa bujukin Faith biar ga minta gendong

senyum Faith agak terpaksa :)

kita beli kue cubit dulu ya

kita berfoto di depan kolam ya

say hi

dari situ kita makan dulu di Kokas.. Faith mulai senyumm
disini Faith mirip papaku banget.. 

hai mama.. 

Book: Apa itu Homeschooling

sumber: www.rumahinspirasi.com

Penulis:   Sumardiono (www.rumahinspirasi.com)
Penerbit: Panda Media  (Imprint dari Gagas Media)
Isi:          178 halaman

Baru-baru ini aku membaca buku Apa Itu Homeschooling gara2 direkomendasikan sama Ayah Edy..
Bukann, aku sama sekali belum berani untuk homeshool F and D.. tapi aku emang ngefans sama Ayah Edy dan emang suka baca aja.. :)

Sebagai background, sang penulis mempunya 3 orang anak, Yudhis (lahir tahun 2001), Tata (2004) dan Duta (2008) yang semuanya menjalani homeschooling sejak lahir. Penulis adalah seorang blogger yang banyak menulis soal homeschooling dan pendidikan anak di blognya. Bersama istrinya, Mira Julia (yang sepertinya cukup kondang juga sebagai pembicara seminar parenting), beliau menghomeschool-kan ketiga anaknya tersebut. 

Penulis di buku ini ingin menyanggah istilah "Anak itu ibarat kertas kosong" dimana pendidikan intinya adalah "mengisi" anak yang tadinya kertas kosong ini dengan berbagai macam pendidikan (jadi sifatnya pasif).. 

Menurut beliau pendidikan itu harusnya fokusnya "mengeluarkan" potensi anak.. 

Nah bagaimana sistim pendidikan saat ini? sebagian besar mungkin lebih ke anak "diisi" informasi, disuruh duduk diam, mendengarkan.. anak-anak selalu berada dalam kondisi pasif karena mereka hanya dipandang sebagai kertas kosong. 

Beliau juga mengutip kata-kata Alvin Toffler, seorang futurolog (aku bahkan tidak tau profesi macam apa itu futurolog hihihi) "The illiterate of the 21st century will not be those who cannot read and write, but those who cannot learn, unlearn, and relearn."

Menurut aku kata2 ini kena banget, terutama dibagian unlearn dan relearn... di masa teknologi demikian cepat berkembang kita harus mempelajari banyak cara-cara baru, yang terkadang beda sama yang udah kita pernah pelajari sebelumnya.. disitu kita harus flexible untuk unlearn dan relearn. Banyak orang-orang yang ketinggalan di jaman ini karena males belajar hal baru, udah seneng di comfort zone-nya, menggunakan cara2 lama. 

Selain flexible (kelenturan), penulis juga mengatakan bahwa kita sebagai orangtua juga harus persistent. Persistent untuk pantang menyerah, terus bertindak, mengalahkan semua perasaan... 
Ini kena banget di aku, sebagai ibu aku kadang suka sedih kalo usahaku untuk beraktivitas bersama anak2 atau bikin2 bento kadang2 suka ditolak atau ditanggapi tidak sesuai ekspektasi...  tapi aku belajar bahwa namanya anak2 jujur dan polos, kita gak boleh down dong, harus terus berusaha kasih yang terbaik, sodorin semua aktivitas, dan ikhlas walau capek2 bikin tapi ditolak, pasti suatu saat akan berbuah hasil yang manis :) 

Selain itu menurut beliau gaya belajar yang efektif adalah dengan bertanya. Katanya "dengan menggunakan gaya komunikasi bertanya, kita memberikan penghargaan kepada anak. Mereka bukan hanya makhluk kecil yang harus menuruti apapun yang kita katakan. Namun mereka adalah individu yang memiliki keinginan, kebutuhan, pendapat, dan kedirian." 

Ini juga kena di aku, sekarang ini masa2 Faith mulai mempertanyakan dan mulai protes kalau kita marahin... kadang2 aku merasa emosi karena kok ini anak gak nurut ya... padahal aku harusnya mengerti kalo dia bukan anak kecil lagi, dan bahkan dia lebih pintar dan punya potensi yang jauh lebih besar dari aku.. yang mana tugasku adalah win her heart jadi dia bisa mendengarkan values yang aku mau tanamkan (pe-er banget). 

Penulis juga menuliskan tentang teori kecerdasan anak (Howard Gartner) dan gaya belajarnya yang menarik banget...ada anak cerdas bahasa, cerdas matematis-logika, cerdas spasial, cerdas kinestetis-jasmani, cerdas musikal, cerdas interpersonal, cerdas intrapersonal, cerdas naturalis.. 

Sepertinya penulis ini emang cs an sama Ayah Edy ya hehehe.. karena Ayah Edy juga suka nyebut2 si Howard Gartner ini. Di society kita kan anak yang cerdas itu pasti yang nilainya bagus di semua mata pelajaran, atau yang cerdas bahasa dan matematis-logika.. sementara yang cerdas2 lainnya dianggap kurang cerdas/bodoh. Padahal anak punya bakatnya masing2, yang kita harus fokuskan dan kembangkan untuk jadi expert,  ibaratnya ikan disuruh belajar terbang atau burung disuruh belajar menyelam mana bisa? 

Membaca buku ini tidaklah membuat aku untuk langsung pingin homeschool anak2.. karena aku gak yakin aku bisa.. (sungguh deh).. butuh persistensi yang sangat tinggi untuk berani mengambil keputusan itu. Aku salut banget deh sama penulis dan istrinya.. juga Ayah Edy.. , tapi setidaknya aku akan terus mencoba beraktivitas sama anak2 di waktu2 yang aku punya, sepulang kerja atau pas wiken/libur.. 

Di bagian akhir ada quote dari penulis yang aku suka banget

"Pendidikan bukanlah kompetisi, bersaing dan mencari menang dengan mengalahkan orang lain. Kita tak perlu capek dan sempit hati untuk mengalahkan orang lain. Yang terpenting adalah melihat apakah potensi yang dikaruniakan Tuhan dalam diri kita sudah kita maksimalkan." 

" Yang dimaksudkan hidup berkualitas adalah hidup dengan kelapangan (ikhlas) dan sukacita (syukur) dalam keadaan apapun"

Sekian review amatir dari seorang ibu.. :) 

Monday 13 April 2015

Daniel 21m : kurusan?

Daniel udah 21 bulan sekarang..
Cepet yahh.. (kayanya tiap bulan ngomong gini deh)..

Tambah gede, tambah suka niru dan tambah beo..
Suka lari2, lompat2... , naik turun tangga sendiri. ketawa2...
Sering rebutan sama Faith... kadang dia yang ngerebut mainan Faith, kadang Faith yang ngerebut mainan dia... kayanya kalo gak rebutan gak seru ya.. =p
Tapi kalo sama temen2 dia gak pernah ngerebut lho.., jaim mungkin yah..

Kalau dulu manggilnya alus dan lucu sekarang teriak2.. mama, mama, papa, papa, hihihi..
Kosakatanya makin banyak, secara dia suka niruin kita ngomong.. cuman ya masih belum jelas..
Sampe kadang2 kita bingung ngomong apa sih nak...

Kalau gak mau udah bisa geleng2 kepala hehe atau menepis pakai tangan... :)

Kalau abis nenen bisa bilang "habis... tutup... " (maksudnya asinya udah abis, udah boleh tutup.. "
Soal menyapih masih ga kepikiran gimana caranya,.. tiap aku pulang kerja pasti "disandera" hehe suruh nenen dulu... abis gitu baru boleh deh mandi, makan dll..
Kalau malem juga masih nenen sebelum bobo..
Kalau gak ada aku sih gak pernah minta nenen/minum susu lagi..

Suka banget sama mobil, alat musik, drum, keyboard, gitar...
Suka juga baca buku... walopun belom bisa lama..

Sekarang lagi suka pake sendal jepit hehehe..

Kalao sikat gigi maunya sendiri.. aku lupa bulan keberapa gitu dia seneng banget sikat gigi.. pasti ngajak2 sikat gigi, tapi sekarang udah ga excited lagi.. aku coba kasih odol malah diisep2 aja odolnya, jadi biasanya aku ajak sikat gigi bareng Faith, jadi dia niruin Faith..  tapi kalo kita yang sikatin dia ga mau.. jd aku suka sikatin lagi pake kasa..

Kata orang2 sekarang Daniel kurusan, mungkin meninggi juga.. tapi kalo gendong sih masih berasa berattttt...

Entah karena anak kedua atau kenapa ya, aku berasa Daniel ini lebih cepat gedenya daripada Faith.. kayanya tau2 bisa ini, bisa itu, terus motorik kasarnya juga cepet.. mungkin emang bener ya kata orang anak kedua terkesan lebih cepet bisa ini itu karena udah ada contohnya..

Oh ya kemarin kita playdate sama temen2 sesama July 13 nya Daniel... liputannya ada di blog misan..
Playdate yang dulu2 juga ada di blog misan/maknik hihihi aku belum sempat nulis, keduluan terus.
Aku link disini ajah biar ada kenangannya..

nemu jumper lucu bahannya adem kayak kaos.. :)

who wants to be a musician? i do!

mirip gak?



Belajar bikin bento

Bulan lalu pas ada Gramedia fair di mall, aku iseng2 beli buku bento yang dikarang sama Chef Lukman (pendiri mymealbox bento)..
image dari tokopedia.com
Karena kelihatannya gampang, jadi aku coba2 bikin bento..
Kebetulan aku memang ada nori dan puncher bento sama bbrp cetakan bento.. (dulu pernah niat mau bikin, tapi dulu sptnya Faith belum gitu ngerti...)

Bento pertama cuma buat sumo onigiri.. dan anak2 sukaa, lahap gitu makannya..
Jadi abis gitu semangat bikin bento2 yang lain..
Lucunya para sus juga ikutan semangat bikinin bento.. hehehe

Pas kemarin ambil rapor, gurunya Faith juga komen tentang bento, katanya Faith excited tiap mau buka kotak makannya.. terus jadi makan sendiri lebih cepat..
Kalo bento buat Daniel kata susnya difoto2 sama mama temennya di sekolah hehehe..

Bentonya sendiri masih culunnn.. hehehe ga level lah sama bento2 keren di IG atau web..
Terus kadang2 aku bikin gajah, dikira octopus, bikin shaun the sheep dikira gajah hahahaha

Tapi yang penting anak suka :)



Monday 6 April 2015

Teladan ikan salmon

Waktu kuliah dulu aku pernah diajak pergi ke tempat penangkaran ikan salmon..
Disitu dijelaskan mengenai siklus hidup ikan salmon yang unik..

Ikan salmon ini lahir dan hidup di air tawar, tanpa orang tuanya, karena orang tuanya sudah meninggal saat berreproduksi..

Setelah menjelang dewasa (kira2 2-4tahun), ikan salmon akan berenang ke lautan, disana ia akan menghabiskan masa dewasanya sampai siap berreproduksi.

Nah uniknya, saat siap ber-reproduksi ikan salmon ini akan kembali ke air tawar tempat ia dilahirkan
Tentunya untuk kembali ke air tawar ini ia harus melewati banyak rintangan, melawan arus, menghindari dari predator.
Panjang perjalanan diperkirakan bisa mencapai ribuan km..  dan ditempuh kira2 selama 1 tahun..
Ikan salmon dengan gigihnya melawan arus, dan bisa melompat tinggi sekali (kira2 5m)..

Sepanjang perjalanan ini ikan salmon tidak berhenti untuk makan.
Oleh karena itu begitu sampai di tempat ia lahir, setelah menghasilkan telur (betina), dan sperma (jantan), ia akan segera mati..
Saat mati tubuhnya akan terurai dan menjadi salah satu makanan buat ikan2 salmon muda..

Dan tentunya ikan salmon ini adalah salah satu ikan termahal... mengandung banyak omega 3 yang bergizi... rasanya pun khas, tidak seperti ikan2 pada umumnya..

Kalau dipikir2 kisah hidup ikan salmon itu banyak menginspirasi aku:

  1. Mandiri 
  2. Berani melawan arus (tidak kompromi dengan arus dunia ini.., apalagi jaman sekarang yang isinya korupsi, pergaulan bebas, dll)
  3. Gigih, pantang menyerah sampai meraih goalnya.. 
  4. Berani berkorban (kalau dipikir2 ngapain juga harus menempuh ribuan km dan melawan arus hanya untuk ber reproduksi)

Jadi siapa yang mau jadi seperti ikan salmon? hehehe